• Posted by : Achmad Rully Maulana December 19, 2016

    Pengertian Definisi
    Berasal dari kata Latin definire : menandai batas-batas pada sesuatu menentukan batas, memberi ketentuan atau batasan arti.
    Sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term
    Definisi terdiri atas 2 bagian :
    Bagian pangkal (definiendum) : Istilah yang harus diberi penjelasan
    Bagian Pembatasan (definiens) : Uraian mengenai arti dari bagian pangkal

    Manusia adalah Makhluk berakal
    Manusia adalah Makhluk rasional
    Manusia adalah Makhluk berfikir 



    Prisip-prinsip penalaran
    Prinsip Identitas
    “sesuatu hal adalah sama dengan halnya sendiri”
    Sesuatu yang disebut A maka sama dengan A yang dinyatakan itu sendiri bukan yang lain
    Prinsip kontradiksi
    “sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada waktu yang bersamaan”
    Sesuatu tidaklah mungkin secara bersamaan merupakan A dan non-A
    Prinsip eksklusi tertii 
    “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah.”
    Sesuatu X mestilah A atau non-A, tidak ada kemungkinan ketiga

    Penalaran langsung dan tidak langsung proposisi kategoris
    Penalaran langsung
    Penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan term yang sama.
    Penalaran oposisi dan penalaran edukasi
    Penalaran tidak langsung
    Penalaran yang diletakan diatas dua proposisi atau lebih kemudian disimpulkan

    Proposisi Kategoris
    Adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan dua term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah
    Predikat (P) menerangkan subjek (S)



    Contoh:
    A : Semua Mahasiswa mengikuti ujian
    E : Semua karyawan tidak masuk kerja
    I : Sebagian Mahasiswa adalah karyawan
    O : Sebagian Mahasiswa tidak masuk kuliah




    Silogisme Kategoris
    Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan kesimpulan sebagai proposisi ketiga.





    Kaidah – kaidah dalam silogisme Kategoris
    Terdapat 8 kaidah atau hukum yang berlaku dalam penyusunan silogisme kategoris, masing-masing 4 menyangkut term, 4 menyangkut proposisi

    Term
    • Silogisme tidak boleh mengandung kurang atau lebih dari 3 term (minor, mayor, antara)
    • Term antara tidak boleh masuk dalam kesimpulan
    • Term subjek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas dari term dalam premis
    • Term antara harus sekurang-kurangnya satu kali muncul sebagai term/ pengertian universal
    Proposisi
    • Apabila kedua premis positif maka kesimpulannya harus positif
    • Kedua premis tidak boleh negatif
    • Kedua premis tidak boleh partikular
    • Kesimpulan harus mengikuti premis yang paling lemah
    * Jika salah satu premis negatif, maka kesimpulannya harus negatif
    * Jika salah satu premis negatif dan partikular, maka kesimpulannya negatif dan partikular
    * Jika salah satu premis partikular, kesimpulannya partikular

    Silogisme yang tidak mengikuti hukum-hukum silogisme disebut silogisme tidak beraturan atau silogisme tidak berstandar, yaitu:
    1. Entimema
    suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan saja atau keduanya, tetapi satu premis tidak dinyatakan
    2. Epikheirema 
    silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan alasan
    3. Sorites 
    silogisme yang premisnya saling berkaitan lebih dari dua proposisi, sehingga kesimpulannya berbentuk hubungan antara satu term proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terakhir yang keduanya bukan term pembanding
    4. Polisilogisme
    bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme, sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menjadi premis pada silogisme berikutnya


    Contoh 
    Contoh 1 
    Pr 1 : Semua ahli logika adalah ahli matematika.
    Pr 2 : Beberapa filsuf bukan ahli matematika.
        Konkl : Beberapa filsuf bukan ahli logika.

    Contoh 2 
    Pr 1 : Semua mahluk hidup bergerak.
    Pr 2 : Semua binatang adalah mahluk hidup.
       Konkl : Semua binatang bergerak. 

    Contoh 3 
    Pr 1 : Semua laba-laba berkaki delapan.
    Pr 2 : Tidak ada serangga yang berkaki delapan.
       Konkl : Tidak ada laba-laba yang serangga. 

    Contoh 4 
    Pr 1 : Semua pencinta damai adalah orang yang anti perang. 
    Pr 2 : Tidak ada Jenderal yang cinta damai. 
       Konkl : Tidak ada Jenderal yang anti perang.  

    0 komentar

  • Copyright © - Nisekoi - All Right Reserved

    Filsafat Ilmu Powered by Blogger - Designed by Achmad Rully Maulana