• Pertemuan ke-Tujuh - Prinsip – Prinsip Metodologi

    Asal Kata
    Metodologi berasal dari kata : metode dan logos
    Metodologi dapat diartikan ilmu yang membicarakan tentang metode – metode
    Pengertian
    Metode berasal dari kata Yunani Methodos, kata depan Meta (menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda hodos (jalan, perjalanan, cara, arah)
    Methodos dapat diartikan penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah.
    Metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu
     





    Rene Descartes
    • Membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat yang pada umumnya dimiliki semua orang
    • Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah
    • Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagu penerapam metode 
    • Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh oleh indra
    • Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia
    • Adanya 2 jenia pengetahuan : Pengetahua spekulatif dan pengetahuan praktis

    Alfred Jules Ayer
    • Penganut paham Positivisme (verifikasi) : sesuatu yang tidak dapat diukur itu tidak mempunyai makna
    • Ayer memperluas prinsip verifikasi tsb : Prinsip verifikasi itu merupaka pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak
    • Suatu cara yang sederhana untuk merumuskan hal itu adalah dengan mengatakan bahwa suatu kalimar mengandung makna, jika dan hanya jika proposisi yang diungkapkan itu dapat dianalisis atau dapat diverifikasi secara empiris
    • Verifable dalam arti lunak : jika suatu proposisi itu mengandung kemungkinan bagi pengalaman atau merupakan pengalaman yang memungkinkan
    Karl Raimund Popper
    • Prinsip Falsifikasi : sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya
    • Proper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori ilmiah selalu bersifat hipotesis, tidak kebenaran terakhir
    • Popper menolah cara kerja induksi ( Pengamatan -> hipotesis -> bukti empiris -> jika benar, hipotesis menjadi hukum) , terutama pada asas verifikasi, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti – bukti pengamatan empiris
    • Popper mengajukan prinsip FALSIFIABILITAS. Sebuah hipotesis, hukum atau teori kebenarannya hanya bersifat sementara, sejauh belum ditemukan kesalahan –kesalahan yang ada
    • Saat salah satu unsur hipotesis yang dibuktikan salah untuk digantikan dengan unsur baru yang lain, sehingga hipotesis telah disempurnakan
    • Menurutnya apabila suatu hipotesis dapat bertahan melawan segala penyangkalan, maka hipotesis tersebut semakin diperkokoh.
    Michael Polanyi
    • Pengembangan ilmu pengetahuan menuntut kehidupan kreatif masyarakat ilmiah yang pada gilirannya didasarkan pada kepercayaan akan kemungkinan terungkapnya kebenaran-kebenaran yang hingga kini masih tersembunyi
    • Polanyi mengkritik Positivisme : objektifitas sebagai tujuan. Tujuan dapat dicapai dengan syarat bahwa fakta yang diteliti, metode yang dipakai untuk memahami realitas, serta pembuktian yang  dipakai untuk menguji kebenaran harus lepas dari personalitas manusia
    • Polanyi menekankan betapa pentingnya penemuan (discovery) dalam ilmu pengetahuan, tidak sekedar verifikasi
    • Teori ilmu pengetahuan polanyi bertitik tolak dari kenyataan bahwa kita dapat tahu lebih banyak daripada yang dapat kita katakan. Dalam struktur ilmu pengetahuan terdapat 2 bagian besar jenis pengetahuan yang membentuk struktur : pengetahuan yang termasuk segi implisit (tidak terungkap) dan bagian segi eksplisit
    • Polanyi merintis suatu model perkembangan baru ilmu-ilmu dengan memadukan secara jernih antara nilai dan fakta, sehingga ilmu-ilmu dkembangkan dapat sejalan dengan perkembangan masyarakat

  • Pertemuan ke-Enam - Definisi Penalaran dan Silogisme

    Pengertian Definisi
    Berasal dari kata Latin definire : menandai batas-batas pada sesuatu menentukan batas, memberi ketentuan atau batasan arti.
    Sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term
    Definisi terdiri atas 2 bagian :
    Bagian pangkal (definiendum) : Istilah yang harus diberi penjelasan
    Bagian Pembatasan (definiens) : Uraian mengenai arti dari bagian pangkal
    Manusia adalah Makhluk berakal
    Manusia adalah Makhluk rasional
    Manusia adalah Makhluk berfikir 



    Prisip-prinsip penalaran
    Prinsip Identitas
    “sesuatu hal adalah sama dengan halnya sendiri”
    Sesuatu yang disebut A maka sama dengan A yang dinyatakan itu sendiri bukan yang lain
    Prinsip kontradiksi
    “sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada waktu yang bersamaan”
    Sesuatu tidaklah mungkin secara bersamaan merupakan A dan non-A
    Prinsip eksklusi tertii 
    “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah.”
    Sesuatu X mestilah A atau non-A, tidak ada kemungkinan ketiga

    Penalaran langsung dan tidak langsung proposisi kategoris
    Penalaran langsung
    Penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan term yang sama.
    Penalaran oposisi dan penalaran edukasi
    Penalaran tidak langsung
    Penalaran yang diletakan diatas dua proposisi atau lebih kemudian disimpulkan

    Proposisi Kategoris
    Adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan dua term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah
    Predikat (P) menerangkan subjek (S)



    Contoh:
    A : Semua Mahasiswa mengikuti ujian
    E : Semua karyawan tidak masuk kerja
    I : Sebagian Mahasiswa adalah karyawan
    O : Sebagian Mahasiswa tidak masuk kuliah




    Silogisme Kategoris
    Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan kesimpulan sebagai proposisi ketiga.





    Kaidah – kaidah dalam silogisme Kategoris
    Terdapat 8 kaidah atau hukum yang berlaku dalam penyusunan silogisme kategoris, masing-masing 4 menyangkut term, 4 menyangkut proposisi

    Term
    • Silogisme tidak boleh mengandung kurang atau lebih dari 3 term (minor, mayor, antara)
    • Term antara tidak boleh masuk dalam kesimpulan
    • Term subjek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas dari term dalam premis
    • Term antara harus sekurang-kurangnya satu kali muncul sebagai term/ pengertian universal
    Proposisi
    • Apabila kedua premis positif maka kesimpulannya harus positif
    • Kedua premis tidak boleh negatif
    • Kedua premis tidak boleh partikular
    • Kesimpulan harus mengikuti premis yang paling lemah
    * Jika salah satu premis negatif, maka kesimpulannya harus negatif
    * Jika salah satu premis negatif dan partikular, maka kesimpulannya negatif dan partikular
    * Jika salah satu premis partikular, kesimpulannya partikular

    Silogisme yang tidak mengikuti hukum-hukum silogisme disebut silogisme tidak beraturan atau silogisme tidak berstandar, yaitu:
    1. Entimema
    suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan saja atau keduanya, tetapi satu premis tidak dinyatakan
    2. Epikheirema 
    silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan alasan
    3. Sorites 
    silogisme yang premisnya saling berkaitan lebih dari dua proposisi, sehingga kesimpulannya berbentuk hubungan antara satu term proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terakhir yang keduanya bukan term pembanding
    4. Polisilogisme
    bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme, sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menjadi premis pada silogisme berikutnya


    Contoh 
    Contoh 1 
    Pr 1 : Semua ahli logika adalah ahli matematika.
    Pr 2 : Beberapa filsuf bukan ahli matematika.
        Konkl : Beberapa filsuf bukan ahli logika.

    Contoh 2 
    Pr 1 : Semua mahluk hidup bergerak.
    Pr 2 : Semua binatang adalah mahluk hidup.
       Konkl : Semua binatang bergerak. 

    Contoh 3 
    Pr 1 : Semua laba-laba berkaki delapan.
    Pr 2 : Tidak ada serangga yang berkaki delapan.
       Konkl : Tidak ada laba-laba yang serangga. 

    Contoh 4 
    Pr 1 : Semua pencinta damai adalah orang yang anti perang. 
    Pr 2 : Tidak ada Jenderal yang cinta damai. 
       Konkl : Tidak ada Jenderal yang anti perang.  

  • Pertemuan ke-Lima - Ruang lingkup filsafat Ilmu

    Pengertian Filsafat Ilmu


    • The Liang Gie : Segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.  
    • Conny R. Semiawan : terdapat 4 titik pandang dalam filsafat ilmu: 


    1. Perumusan Worldviews yang konsisten dengan, dan pada beberapa pengertian didasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting
    2. Suatu eksposisi dari presuppositions dan predispositions dari para ilmuan
    3. Suatu disiplin yang didalamnya konsep dan teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasikan
    4. Patokan tingkat kedua (second-order-criteriology)
    • Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap lambang yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan
    • Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar-dasar ke empirisan, rasional dan pragmatisan
    • Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu

    Objek filsafat ilmu
    Objek Material Filsafat Ilmu 
    Objek yang dijadikan sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh suatu ilmu. 
    Objek Formal Filsafat Ilmu
    Sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.
    Manfaat Filsafat
    • Pengujian nalar ilmiah
    • Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan
    • Pendasaran logis terhadap metode keilmuan


    Definisi Ilmu Pengetahuan
    Asal kata : Science (b.inggris), Scientia/ Scire (b.latin) yang berarti mempelajari, mengetahui

    The Liang Gie : ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaah yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia dalam berbagai segi dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia. 

    Bahm : ilmu pengetahuan melibatkan 6 macam komponen yaitu : Masalah (problem), Sikap (attitude), Metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclution) dan pengaruh (effect)


    Ciri-ciri Ilmu






    ILMU PENGETAHUAN BERDASARKAN KURUN WAKTUNYA
    1. ILMU PENGETAHUAN KONVENSIONAL
    2. ILMU PENGETAHUAN MODERN

    • Ilmu penetahuan konvensional mengedepankan mitos, daripada logos.
    • Ilmu pengetahuan modern mengutamakan rasio, akal sehingga segala sesuatu harus bersifat rasional. Mengedepankan logos daripada mitos.
    PERKEMBANGAN PENGETAHUAN MODERN
    Konsep atau teori Pengetahuan modern berkembang berabad-abad, sejak manusia mempelajari alam semesta. Thales sebagai Bapak ilmu pengetahuan, Aristoteles, Scorattes sampai ke generasi Newton.
    Berdasarkan pemikiran manusia pengetahuan terus berkembang hingga melahirkan teori-teori dan wujud untuk kepentingan umat manusia. 

    Aristoteles berpendapat, berdasarkan pengamatan bebnda-benda hidup itu mungkin dapat timbul dari benda tak hidup. Contoh cacing berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk dan lain lain.

    ILMU PENGETAHUAN ABAD KE-13
    TOKOH; NIKOLAS KOPERNIKUS
    Berkebangsaan Polandia  yang mencetuskan revolusi dunia ilmu.
    Teorinya menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya yang diedari oleh bumi serta planet lainnya. 

    ILMU PENGETAHUAN ABAD KE-16
    TOKOH; SIR ISAAC NEWTON
    Berkebangsaan Inggris  yang mencetuskan hukum gravitasi bumi,pencipta teleskop cermin.
    Teorinya sangat mempengaruhi alam pikiran abad-18

    Perkembangan ilmu pengetahuan abad 18, 19 melahirkan ilmu ilmu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
    Thomas Alpha Edison, dengan lampu listriknya
    Albert Enstain  dengan teori atomnya

    PUNCAK PENGETAHUAN DI ABAD 20
    Para ilmuwan memanfatkan materi dan energi. Materi merupakan benda sedangkan energi yang memiliki kekuatan. 
    Materi merupakan benda-benda hasil olahan 
    Dalam kehidupan moderen penggunaan energi semakin meluas.
    Energi berwujud dalam berbagai bentuk; cahaya, kimia, panas, gerak, nuklir dan sebagainya.

  • Pertemuan ke-Empat - Epistemologi

    Pengertian Epistemologi
    Asal kata : Episteme (pengetahuan atau kebenaran) dan Logos (pikiran, kata, teori)
    Secara etimologi : teori pengetahuan yang benar ( theory of Knowledge)



    BAGAIMANA HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA

    Ilmu adalah sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu pengalaman tertentu yang disusun melalui sistem tertentu, sehingga menjadi suatu kesatuan.
    Menuurut Harsojo, ilmu terdiri dari tiga kesimpulan, yaitu;
    1. Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematikan 
    2. Suatu pendekatan/metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh     faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia, dan
    3. Suatu cara yang mengijinkan kepada ahli-ahli lainnya untuk menyatakan suatu proporsi.

    Filsafat menurut Plato dan Al Faraby; filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
    -AGAMA
    Terdapat perbedaan pengertian agama dikalangan tokoh agama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bidik terhadap agama. Agama diartikan secara praktis, adalah suatu keyakinan akan adanya aturan/jalan hidup (way of  life) yang bersumber dari suatu kekuatan yang absolut (Tuhan).
    Agama memiliki empat perangkat  sbb:
    1.Adanya pengatur (Tuhan) sebagai kebenaran yang pertama dan terakhir.
    2. adanya aturan (code hukum) yang harus dipahami yang termaktub dalam kitab suci dan kebenarannya bersifat ansolut.
    3. Adanya seorang nabi sebagai pembawa aturan hukum.
    4. Adanya komunitas (manusia) sebagai pelaksana aturan yang bersumber dari Tuhan.

    HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT DAN AGAMA
    ILMU, mencari kebenaran dengan cara penyelidikan  (riset) sesuai dengan eksistensinya  yang berhubungan dengan alam empiris.Dalam penyelidikan ilmu selalu mencari  hukum sebab akibat. Sebagai hukum sebab akibat maka kebenaranya pasti ada.
    FILSAFAT, karena selalu berhadapan denga alam empiris,  (metafisika, ghaib) maka ia komit dengan organon (alatnya) yaitu logika. Cara kerjanya selalu diawali dengan pertanyaan apa…. Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.
    AGAMA, menemukan konsep kebenaran bersumber pada wahyu, kebenarannya bersifat mutlak, absolut sebagiai kebenaran tertinggi.

    Ilmu kebenarannya bersifat empiris, filsafat kebenarannya bersifat spekulatif (berdasrkan nalar dan logika), keduanya bersifat nisbi. Agama kebenarannya bersifat absolut mutlak, dalam penentuannya semua perlu perumusan

    Hubungan ilmu filsafat dan agama, Albert Einstein menagatakan dengan singkat
    “science with out is blind, religion with out science is blame”  Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh.

    BAGAIMANAKAH KATEGORI MANUSIA ITU?
    1.MANUSIA ADA YANG TIDAK TAHU DALAM KETIDAKAHUANNYA
    2.MANUSIA TIDAK TAHU DALAM KETAHUANNYA
    3.MANUSIA TAHU AKAN KETIDAKTAHUANNYA
    4.MANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYA
    Kategori manakah yang paling baik?

    Manusia adalah akhluk ciptaan Tuhan yang tercanggih. Memiliki banyak kelebihan dibanding dengan makhluk lain terutama akalnya. 

    DENGAN KATA LAIN
    Malalui akalnya manusia mampu menyamai makhluk lain.
    • Burung terbang tinggi, manusia tefrbang dengan pesawat ciptaannya.
    • Angsa bisa berenang ke ujung pulau, manusia berenang dengan kapal Feri ciptaannya.
    • Ikan mampu menembus dasar lautan, manusia menembus lautan dengan kapal selam ciptaannya.
    APAKAH SETIAP MANUSIA MAMPU BERFILSAFAT? Tidak juga. Rule of the game ( ada aturan mainnya)
    Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.
    Dengan mengindahkan ke empat aturan main tersebut, maka Anda bisa menjadi seorang filsuf.


    LAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN SEJAK KAPAN LAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN?
    • Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tercanggih.
    • Dengan akalnya manusia mampu. berpikir, dengan pikirannya memperoleh pengetahuan, dengan pengetahuannya manusia memiliki ilmu, dengan ilmunya manusia mampu berpikir rasional, logis dan sistematis. 

    JADI PENGETAHUAN LAHIR SEJAK MANUSIA ITU ADA SEJAK MANUSIA BERPIKIR SEJAK MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN ALAM



    BAGAIMANA HUBUNGAN (ILMU PENGETAHUAN DENGAN FILSAFAT?

    • Pengetahuan bagian dari kajian filsafat ilmu, pengetahuan lahir sejak adanya peradaban manusia dan berkembang pesat sesuai dengan budayanya.
    • Pengetahuan lahir dari aktivitas
    • Aktivitas memerlukan metode
    • Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.
    • Ilmu dan pengetahuan tidak bisa dipisahkan.
    • Aktivitas memerlukan metode
    • Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.
    • Ilmu dan pengetahuan tidak bisa dipisahkan. 


    PENGERTIAN ILMU SEBAGAI PENGETAHUAN
    Dari segi maknanya pengertian ilmu sekurang-kurangnya merujuk tiga hal:
    • Pengetahuan 
    • Aktivitas
    • Metode

    Pengertian Umum
    Ilmu adalah sesuatu kumpulan yang sistematis dari pengetahuan.
    Ilmu berarti semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (John G. Kemeny).

    Menurut Norman Campbell :
    • Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang berguna dan praktis dan suatu metode untuk memperoleh pengetahuan
    • Ilmu tidak bersangkutan dengan kehidupan praktis dan tidak dapat mempengaruhinya kecuali dalam cara yang paling tak langsung, baik kebaikan atau keburukan.
    Jadi Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan  berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.

    ILMU SEBAGAI RANGKAIAN AKTIVITAS MANUSIA:
    1.Rasional: proses pemikiran yang berpegang pada kaidah-kaidah logika
    2.Kognitif : proses mengetahui dan memperoleh pengetahuan
    3.Teologis: 
    • Mencapai kebenaran        memperoleh pemahaman
    • Memberi penjelasan
    • Meakukan penerapan dengan peramalan atau pengendalian
    ILMU SEBAGAI METODE ILMIAH
    • ANALISIS     (analysis)
    • PEMERIAN   (description)
    • PENGUKURAN (measurement)
    • PERBANDINGAN (comparison)
    • SURVAI (survey)
    Pengelompokan Pengetahuan
    Menurut Bertrand Russell, pengetahuan dibedakan menjadi 2:
       1. Pengetahuan mengenai fakta-fakta (knowledge of facts)
       2. Pengetahuan mengenai hubungan umum antara fakta (knowledge of  general connection berween facts)

    Ledger Wood membagi pengetahuan menjadi:
    1. Non inferential Apprehension; pengetahuan nonpenyimpulan yang merupakan pengenalan terhadap benda, orang, atau sifat tertentu.
    Bentuknya: 
    • Perception ;pengenalan objek diluar diri seseorang
    • Introspection; pengenalan terhadap dirinya sendiri dengan segenap kemampuan, pikiran kehendak, dan perasaan
          2. Inferential Knowledge, meliputi;
    • Knowledge of other selves; pengetahuan mengenai diri orang lain.
    • Historical knowledge; pengetahuan menyangkut masa lampau.
    • Scientific knowledge; pengetahuan ilmiah.

    George Klubertanz :
    • Pengetahuan langsung berdasarkan pengenalannya terhadap objek-objek pengalaman.
    • Pengetahuan kemanusian (humanistic knowledge) yang diperoleh karena mempelajari
    • Pengetahuan Ilmiah (scientific knowledge) berdasarkan azas-azas yang cocok dan dapat membuktikan kesimpulannya kebenaran.
    HAKIKAT PENGETAHUAN
    Darimanakah hakikat pengetahuan itu?
    1. Realisme; pengetahuan manusia riil adanya dari kehidupan.
    2. Idealisme; pengetahuan tidak terdapat dalam dunia riil melainkan hanya dalam dunia konsep ideal atau dunia ide-ide.
    Dari manakah sumber pengetahuan manusia?
    1. Rasionalisme; sumber pengetahuan berasal dari rasio (akal) manusia.
    2. Empirisme; sumber pengetahuan adalah indra manusia (empiri)
    3. Kritisisme/transidentalisme; pengetahuan manusia bersumber dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.
    PENGETAHUAN SEBAGAI DASAR TEORITIS  YANG MELAHIRKAN  PENGETAHUAN ILMIAH
    CAKUPAN PENGETAHUAN ILMIAH:
    1. Jenis sasaran
    2. Bentuk-bentuk pernyataan
    3. Ragam-ragam proposisi
    4. Ciri-ciri pokok
    5. Pembagian sistematis

    Jenis sasaran Pengetahuan Ilmiah:
    • Objek material;  fenomena di dunia ini yang ditelaah oleh ilmu
    • Objek formal; pusat perhatian penelaahan ilmuwan terhadap fenomena itu.
    OBJEK MATERIAL PENGETAHUAN ILMIAH 
    DIKELOMPOKAN MENJADI 6:
    • IDE ABSTRAK
    • BENDA FISIK
    • JASAD HIDUP 
    • GEJALA ROHANI
    • PERISTIWA SOSIAL
    • PROSES TANDA


    Teori; sekumpulam proposisi yang mencakup konsep-konsep tertentu yang saling berhubungan
    APA MANFAAT DAN PERANAN TEORI?
    • Mensistematiskan dan menyususn data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai pertalian yang logis diantara aneka data yang semula kacau balau. Jadi teori berfungsi sebagai kerangka, pedoman, bagan sistematisasi atau sistem acuan.
    • Memberikan skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasi
    • Menunjukkan atau menyarankan arah-arah untuk penyelidikan lebih lanjut. 
    PEMBAGIAN ILMU PENGETAHUAN
    Ilmu Pengetahuan dibedakan atas:
    1.Ilmu Pengetahuan Sosial (social science); membahas hubungan manusia sebagai makhluk sosial.
    a. Psikologi; ilmu pengetahuan yang       mempelajari proses mental dan tingkah laku.
    b. Pendidikan; suatu perlakuan atau nproses latihan yang terarah dan sistematis meneju ke suatu tujuan.
    c. Antropologi; suatu ilmu pengetahuan yang pempelajari asal-usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan serta tingkah laku manusia.
    d. Etnologi; studi antropologi dari aspek sistem sosio ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian, perkembangan dan perubuhan  dalam masyarakat primitif.
    e. Sejarah; suatu pencataan peristiwa – peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara atau individu.
    f. Ekonomi; ilmu penghetahuan yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi, pengelolaan dalam lingkup rumah tangga, perusahaan atau negara.
    g. Sosiologi; suatu studi tingkah laku sosial, terutama asal-usul organisasi, institusi dan perkembangan masyarakat manusia.
    2. Ilmu Pengetahuan Alam; yang membahas alam semesta dengan segala isinya, ilmu ini terbagi atas:
    a. Fisika (physics); suatu kajian tentang benda mati dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara.
    b. Kimia (chemistry); mempelajari benda hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan-perubahan  yang bersifat tetap; 
       Kimia secara garis besar dibagi menjadi:
    • Kimia anorganik
    • Kimia organik
    c. Biologi (biological science); ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.
    Cabang-cabang biologi:
    1. Botani; mempelajari seluk beluk tumbuhan
    2. Zoologi; mempelajari hewan
    3. Anatomi; mempelajari strukur dalam makhluk hidup
    4. Fisiologi; studi tentang fungsi tubuh
    5. Sitologi; studi tentang sel secara mendalam
    6. Sitologi; studi tentang jaringan tubuh  atau organ makhluk hidup
    7. Palaentologi:studi tentang makhluk masa lampau yang kebanyakan hanya berupa fosil
    3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (earth science and space)
    • Geologi; studi tentang struktur bumi
    • Petrologi membahas batu-batuan
    • Vulkanologi, membahas gempa bumi
    • Mineralogi, membahas bahan mineral/bahan galian
    • Kristalografi, membahas bentuk-bentuk kristal dari mineral.
    • Astronomi; suatu ilmu pengetahuan yang membahas benda-benda ruang angkasa dan alam semesta.
    • Geografi; ilmu pengetahuan tentang muka bumi dan produk ekonomi sehubungan dengan makhluk hidup terutama manusia
  • Pertemuan ke-Tiga

    Keragaman dan Pengelompokkan Ilmu Pengetahuan

    1.    Ilmu formal dan ilmu non formal atau Ilmu formal/ilmu non empiris
    Ilmu formal : tidak bermaksud menyelidiki secara sistematis data-data indrawi yang kongkrit. Mis. :  matematikan dan filsafat.
    Ilmu non formal : berusaha menyelidiki secara sistematis data-data endrawi yang konkrit. Mis. :  ilmu hayat, ilmu alam, ilmu manusia.
    2.    Ilmu murni dan ilmu terapan
    Ilmu murni/teoritis : ilmu yang bertujuan meraih kebena¬ran demi kebenaran. Contoh matematika dan metafisika
    Ilmu terapan/praktis: ilmu yang bertujuan untuk diapli¬kasikan/diambil manfaatnya.Contoh : ilmu kedokteran, teknik, hukum, ekonomi, psikologi, sosiologi, administrasi, ekologi.
    3.    Ilmu nomotetis dan idiografis
    Ilmu nomotetis, (ilmu-ilmu alam). Obyek pembahasannya adalah gejala-gejala pengalaman yang dapat diulangi terus menerus dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam
    Ilmu idiografis, (ilmu-ilmu budaya). Obyek pembahasannya adalah obyek yang bersifat individual, unik yang hanya terjadi satu kali dan mencoba mengerti/memahami obyeknya menurut keunikannya itu.
    4.    Ilmu deduktif dan induktif
    Deduksi ialah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang umum dan abstrak menyimpul¬kan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual. Contoh ilmu deduktif: matematika.
    Induksi ialah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan individual menarik kesimpulan tentang hal-hal yang bersi¬fat umum dan abstrak
    5.    Naturwissenschaften dan geisteswissenschaften
    Natur, adalah ilmu pengetahuan alam dan obyek  pembahasan¬nya adalah benda-benda alam/gejala-gejala alam. Geist adalah  ilmu budaya dengan obyek pembahasannya adalah produk-produk manusiawi.  Ciri khas ilmu budaya adalah bahwa ia mempunyai metode tersendiri yang tidak bisa diambil dari metode ilmu alam. Ilmu budaya mendekati obyeknya dengan cara 'verstehen' (mengerti/memahami). Ilmu alam mendekati obyeknya dengan cara 'erklaren' (menerangkan).

    Beberapa  pandangan tentang klasifikasi ilmu pengetahuan menurut para filsuf.
    1. The Liang Gie
    Menurut The Liang Gie ada enam jenis obyek material pengetahuan ilmiah yakni : ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa sosial, dan proses tanda.





    2. Cristian Wolff.
    Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut wolff ini dapat diskemakan sebagai berikut :
    A.Ilmu pengetahuan empiris :
    1. Kosmologis empiris, 2. Psikologi empiris.
    B.Matematika :
    1.Murni : a. Aritmatika, b. Geometri, c. Aljabar.
    2.Campuran : Mekanika, dan lain-lain.
    C.Filsafat :
    1.Spekulatif (metafisika) :
     a.Umum  -  Ontologi.
     b.Khusus : Psikologi, Kosmologi, Theologi.
    2.Praktis :
    a.Intelek  -  /Logika.
    b.Kehendak : ekonomi, etika, politik.
    c.Pekerjaan fisik : teknologi.

    3. Auguste Comte
    Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala-gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin konkret.
    Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut :
    a. Ilmu pasti (matematika).
    b. Ilmu perbintangan (astronomi),
    c. Ilmu alam (fisika),
    d. Ilmu kimia.,
    e. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi),
    f. Fisika sosial (sosiologi).

    4. Karl Raimund Popper



    5. Thomas S. Kuhn.
    Thomas S. Kuhn berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat revolusioner, bukan kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-tama menyentuh wilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh-contoh prestasi atau praktek ilmiah konkret. Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya revolusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut :

    6. Jurgen Habermas


  • Pertemuan ke-Dua - Pengantar Filsafat Ilmu

    Pengantar Ilmu Filsafat
    A. Pengertian Filsafat

    1. Arti secara Etimologi
    Berasan dari kata yunani  'philosophia'. Kata philosophia terdiri dari kata philein yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti sedalam-dalamnya. Seorang filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.
    2. Filsafat sebagai suatu sikap
    Sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu bersedia meninjau suatu problem dari semua sudut pandang.
    3. Filsafat sebagai suatu metode.
    Artinya sebagai cara berfikir secara reflektif (mendalam), penyelidikan yang menggunakan alasan, berfikir secara hati-hati dan teliti. Filsafat berusaha untuk memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas.
    4. Filsafat sebagai kelompok persoalan.
    banyak persoalan abadi yang dihadapi manusia dan para filsuf berusaha memikirkan dan menjawabnya.
    5. Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran.
    sejarah filsafat adalah menyingkirkan kekaburan-kekaburan dengan cara menjelaskan arti istilah atau ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berpendirian bahwa bahasa merupakan laboratorium para filsuf, yaitu tempat menyemai dan mengembangkan ide-ide.
    7. Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh.
    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakekatnya. Filsafat bukannya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakekat dari suatu fenomena.

    Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah menyacapai pengetahuan itu.(Hasbullah Bakry)

    B. Peranan Filsafat.
    Pendobrak.
    Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Manusia menerima begitu saja segala penuturan dongeng dan takhayul tanpa mempersoalkannya lebih lanjut. Orang beranggapan bahwa karena segala dongeng dan takhayul itu merupakan bagian yang hakiki dari warisan tradisi nenek moyang, sedang tradisi itu benar dan tak dapat diganggu-gugat, maka dongeng dan takhayul itu pasti benar dan tak boleh diganggu-gugat.
    Oleh sebab itu, orang-orang Yunani, yang dikatakan memiliki “suatu rasionalitas yang luar biasa”, juga pernah percaya kepada dewa-dewi yang duduk di meja perjamuan di Olympus sambil menggoncangkan kahyangan dengan sorakan dan gelak tawa tak henti-hentinya. Mereka percaya kepada dewa-dewi yang saling menipu satu sama lain, licik,  sering memberontak dan kadang kala seperti anak-anak nakal.
    Keadaan tersebut berlangsung cukup lama. Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu-pintu dan tembok-tembok tradisi yang begitu sakral dan  selama itu tak boleh diganggu-gugat. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.
    Pembebas.
    Filsafat bukan sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu, melainkan juga  merenggut  manusia keluar dari dalam penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya.  Demikian pula, filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir mistis dan mitis.
    Sesungguhnya, filsafat telah, sedang dan akan terus berupaya membebaskan manusia dari kurangnya  pengetahuan yang menyebabkan manusia menjadi picik dan dangkal. Filsafat pun membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih. Filsafat juga membebaskan manusia dari cara berpikir tidak kritis yang membuat manusia mudah menerima kebenaran-kebenaran semu yang menyesatkan.
    Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang  mempersempit ruang gerak akal budi manusia.
    Pembimbing.
    Bagaimanakah filsafat dapat membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi manusia itu? Sesungguhnya, filsafat hanya sanggup melaksanakan perannya bagai  pembimbing.
    Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistis dan mitis dengan membimbing manusia untuk berpikir secara rasional. Filsafat  membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan lebih mendalam, yakni berpikir secara universal sambil berupaya mencapai radix (mendalam) dan menemukan esensi suatu permasalahan. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih dengan membimbing manusia untuk berpikir secara sistematis dan logis. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak utuh dan begitu fragmentaris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara integral dan koheren.
    C. Obyek Filsafat.
    Obyek material yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Boleh juga obyek material adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Obyek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkrit atau pun hal yang abstrak.
    Obyek material dari filsafat adalah sangat luas yaitu yang mencakup segala sesuatu yang ada.
    Obyek formal yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu  tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Satu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.
    Obyek formal filsafat yaitu sudut pandangan yang menyeluruh, secara umum, sehingga dapat mencapai hakekat dari pada obyek materialnya
    D. Berfikir secara kefilsafatan
    Ciri-ciri berfikir secara kefilsafatan adalah :
    1. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal
    2. Berfikir secara kefilsafat dicirikan secara universal (umum).
    3. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual
    4. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten
    5. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik
    6. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif
    7. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas
    8. Berfikir secara kefilsafatan dirikan dengan pemikiran yang bertanggung jawab.
    E. Cabang-cabang Filsafat.
    Berdasarkan  tiga jenis persoalan filsafat yang utama yaitu persoalan tentang keberadaan, persoalan tentang pengetahuan, persoalan tentang nilai-nilai, maka cabang filsafat adalah :
    1. Persoalan keberadaan (being) atau eksistensi (existence). Persoalan keberadaan atau eksistensi bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu metafisika.
    2. Persoalan pengetahuan (knowledge) atau kebenaran (truth). Pengetahuan ditinjau dari segi isinya bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu epistemologi. Sedangkan kebenaran  ditinjau dari segi bentuknya bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu logika.
    3. Persoalan nilai-nilai (values). Nilai-nilai dibedakan menjadi dua, nilai-nilai kebaikan tingkah laku dan nilai-nlai keindahan. Nilai-nilai kebaikan tingkah laku bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu etika. Nilai-nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu estetika.
    Metafisika
    Berasal dari kata Yunani meta ta physika : sesuatu yang ada di balik atau di belakang benda-benda fisik.
    Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
    Berasal dari episteme : pengetahuan, dan logos = teori. Epistemologi: cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan validitas pengetahuan.
    Logika
    Berasal dari logos : nalar, teori, atau uraian. Logika : ilmu, kecakapan atau alat untuk berfikir secara lurus.
    Etika (Filsafat moral)   
    Berasal dari Ethos=watak. Moral dari kata Latin mos, jamaknya mores=kebiasaan.
    Etika: cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku dalam hubungannya baik atau buruk.
    Estetika (Filsafat Keindahan)
    Berasal dari aisthetika: hal-hal yang dapat dicerap dengan indera. Estetika adalah cabang filafat yang membicarakan tentang keindahan.

    LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

    Ontologi  adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan? (Jujun S Suriasumantri, 1985, hal. 34)
    Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.  Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Jujun S Suriasumantri, hal 34-35)
    Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum.  Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan  untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?  (Jujun S Suriasumantri,  hal. 34-35.)


       
    EPISTEMOLOGI
     (FILSAFAT PENGETAHUAN)

    Pengertian Epistemologi.
    Istilah ‘Epistemology’ dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere yang  masudnya untuk membedakan antara dua cabang filsafat yaitu Epistemologi dan Ontologi (Metafisika umum). Kalau dalam metafisika pertanyaan pokoknya adalah ‘Apakah hal yang ada itu?’ maka pertanyaan dasar dalam epistemologi adalah ‘Apakah yang dapat saya ketahui?’
    Epistemologi berasal dari kata Yunani, ‘Episteme’ dan ‘logos’. Episteme biasa diartikan sebagai ‘pengatahuan’ atau ‘kebenaran’, dan ‘logos’ diartikan ‘pikiran’, ‘kata’, atau ‘teori’. Epistemologi secara etimologi dapat diartikan sebagai ‘teori pengetahuan yang benar’ dan lazimnya hanya disebut ‘teori pengetahuan’
    Istilah-istilah lain yang setara maksudnya dengan ‘epistemologi’ dalam pelbagai kepustakaan filsafat kadang-kadang disebut juga logika material, criteriology, kritika pengetahuan, gnosiology dan dalam bahasa Indonesia lazim dipergunakan istilah ‘Filsafat Pengetahuan’
    Epistemologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan
    Terjadinya Pengetahuan.
    Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam bukunya “An Introduction to Philosophical Analysis” mengemukakan  ada enam hal, yaitu :
    1. Pengalaman indera (sense experience).Pengindraan adalah satu-satunya alat untuk menyerap segala sesuatu obyek yang ada di luar diri manusia. Pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan yang berupa alat-alat untuk menangkap obyek dari luar diri manusia melalui kekuatan indra. Kekhilafan akan terjadi apabila ada ketidaknormalan di antara alat-alat itu.
    2. Reason (nalar). Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendpat pengetahuan baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah tetang azas-azas pemikiran, yaitu :
    Principium Identitas, adalah sesuatu itu mesti sama dengan dirinya sendiri (A = A) Azas ini biasa juga disebut sebagai azas kesamaan.
    Principium Contradictionis, maksudnya bila terdapat dua pendapat yang bertentangan, maka tidak mungkin kedua-duanya benar dalam waktu yang bersamaan atau dengan kata lain pada subyek yang sama tidak mungkin terdapat dua predikat yang bertentangan pada satu waktu. Azas ini biasa disebut sebagai azas pertentangan.
    Principium Tertii Exclusi, yaitu pada dua pendapat yang berlawanan tidak mungkin keduanya benar dan tidak mungkin keduanya salah. Kebenaran hanya terdapat satu diantara kedua itu, tidak perlu ada pendapat yang ketiga. Azas ini biasa disebut sebagai azas tidak adanya kemungkinan ketiga.
    3. Otoritas (authority). pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah pengetahuan yang terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan.
    4. Intuisi (intuition). Intuisi adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan yang berupa pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi tak dapat dibutikan seketika atau melalui kenyataan karena pengetahuan ini muncul tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu. Dengan demikian sesungguhnya peran intuisi sebagai sumber pengetahuan karena intuisi merupakan suatu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang mampu melahirkan pernyataan-pernyataan yang berupa pengetahuan.
    5. Wahyu (revelation). Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabiNya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui wahyu,karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Seseorang yang mempunyai pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena kita mengenal sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.
    6. Keyakinan (faith). Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara sumber pengetahuan yang berupa wahyu dan keyakinan ini sangat sukar untuk dibedakan secara jelas, karena keduanya menetapkan bahwa alat lain yang diperguanakannya adalah kepercayaan. Perbedaannya barangkali jika keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatik diikutinya adalah merupakan peraturan yang berupa agama. Sedangkan keyakinan melulu kemampuan kejiwaan manusia yang merupakan pematangan (maturation) dari kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat dinamik mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Sedangkan keyakinan itu sangat statik, kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan cocok buat kepercayaannya.

    Teori Kebenaran
    1.    Teori kebenaran saling berhubungan (Coherence theory of truth).
    Suatu proposisi itu benar bila proposisi itu mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang telah ada atau benar, atau juga apabila proposisi itu mempunyai hubungan dengan proposisi yang terdahulu yang benar. Pembuktian teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah apabila merupakan proposisi sejarah atau memakai logika apabila merupakan pernyataan-pernyataan yang bersifat logik.
    2. Teori kebenaran saling berkesesuaian (Correspondence theory of truth).
    Teori ini berpandangan bahwa suatu proposisi itu bernilai benar apabila proposisi itu saling berkesesuaian dengan dunia kenyataan
    3. Teori kebenaran inherensi (Inhaerent theory of truth).
    Kadang-kadang teori ini disebut juga sebagai teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu proposisi itu bernilai benar apabila mempunyai konsekwensi-konsekwensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat.
    4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic theory of truth)
    Yaitu bahwa proposisi itu ditinjau dari segi artinya atau maknanya. Apakah proposisi yang merupakan pangkal tumpunya itu mempunyai referen yang jelas
    5. Teori Kebenaran Sintaksis.
    suatu pernyataan memiliki nilai benar apabila pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis yang baku.
    6. Teori Kebenaran Non-Deskripsi
    pengetahuan akan memiliki niai benar sejauh pernyataan itu memiliki fungsi yang amat praktis dalam kehidupan sehari-hari.
    7. Teori Kebenaran Logik-yang-berlebihan (Logical-Superfluity of Truth).
    Pada dasarnya menurut teori kebenaran ini adalah  bahwa problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan hal ini akibatnya merupakan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logik yang sama yang masing-masing saling melingkupinya
    Jenis-jenis Pengetahuan.
    Pengetahuan itu menurut Soejono Soemargono (1983) dapat dibagai atas :
    1. Pengetahuan non-ilmiah.
    2. Pengetahuan ilmiah.
    Pengetahuan non-ilmiah ialah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk dalam kategori metode-metode ilmiah. Dalam hal ini termasuk  juga pengetahuan yang meskipun dalam babak terakhir direncanakan untuk diolah lebih lanjut menjadi pengetahuan ilmiah, yaitu yang biasanya disebut dengan menggunakan istilah pengetahuan pra ilmiah.
    Yang dinamakan pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode ilmiah.Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang sudah lebih sempurna karena pengetahuan ini telah mempunyai dan memenuhi syarat-syarat tertentu dan dengan cara berpikir yang khas yaitu dengan metodologi ilmiah. Pengetahuan ragam ini pada umumnya disebut ilmu pengetahuan.
    Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik obyeknya. Pembagiannya adalah :
    1. Pengetahuan Eikasia (khayalan).
    Eikasia, ialah pengetahuan yang obyeknya berupa bayangan atau gambaran. Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta kenikmatan manusia yang berpengatahuan. Pengetahuan dalam tingkatan ini misalnya seseorang yang menghayal bahwa dirinya pada saat tertentu mempunyai rumah yang mewah, besar dan indah serta dilengkapi kendaraan dan lain-lain sehingga khayalannya ini terbawa mimpi. Di dalam mimpinya itu ia betul-betul merasa mempunyai dan menempati rumah itu.  Apabila seseorang  itu dalam keadaan sadar  dan menganggap bahwa khayal dan mimpinya itu betul-betul berupa suatu fakta yang ada dalam dunia kenyataan.
    2. Pengetahuan Pistis (substansial)
    Pengetahuan ini adalah pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diinderai secara langsung. Obyek pengetahuan pistis biasa disebut zooya oleh karena demikian itu isi pengetahuan semacam ini mendekati suatu keyakinan.
    3. Pengetahuan Dianoya (Matematik)
    Plato menerangkan tingkat pengetahuan ini ialah tingkat yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau obyek yang tampak tetapi juga terletak pada bagaimana cara berpikirnya. bentuk pengetahuan tingkat dianoya ini adalah pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah matematik atau kuantitas entah lus, isi, jumlah, berat yang semata-mata merupakan suatu kesimpulan dari hipotesa yang diolah oleh akal pikir karenanya pengetahuan ini disebut juga pengetahuan pikir.
    4. Pengetahuan Noesis (Filsafat).
    pengetahuan yang obyeknya adalah arche ialah prinsip-prinsip utama yang mencakup epistemologik dan metafisik. Prinsip utama ini biasa disebut “IDE”. Plato menerangkan tentang pengetahuan ini adalah hampir sama dengan pengetahuan pikir tetapi tidak lagi menggunakan pertolongan gambar, diagram melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak.
    Aristoteles tidak membagi pengetahuan menurut tingkatannya melainkan menurut jenisnya sesuai dengan fungsi dari pengetahuan itu. Pengetahuan yang umumnya merupakan kumpulan dinamakan Rational Knowledge yang dipisahkan dalam tiga jenis yaitu :
    - Pengetahuan produksi (seni)
    - Pengetahuan praktis (etika, ekonomi, politik)
    - Pengetahuan teoritik (fisika, matematika dan metafisika/filsafat pertama)

  • Pertemuan Pertama - Pengertian Etimologis Filsafat

    Philein = Mencintai;
    Shopos = Kearifan/Bijaksana

    Filsafat = Usaha untuk mencintai Kearifan




    Peta Filsafat


    Definisi Filsafat berdasar Watak & Fungsi (Titus, dkk)
    -Informal: Sikap dan kepercayaan yg diterima scr tdk kritis.
    -Formal: Sikap kritis atas kepercayaan yg dijunjung tinggi.
    -Spekulatif: Hasil berbagai sains dan teknologi yg ditinjau dari pengalaman kemanusiaan.
    -Logosentris: analisis kata dan konsep.
    -Aktual: problem yg berkembang di masyarakat dan dicarikan jawabannya oleh para ahli filsafat.



    Ciri-ciri Berpikir Filsafat
    Radikal; sampai ke akar persoalan
    Kritis; tanggap thd persoalan yg berkembang
    Rasional; sejauh dpt dijangkau akal mns
    Reflektif; mencerminkan pengalaman pribadi.
    Konseptual; hasil konstruksi pemikiran
    Koheren; runtut, berurutan.
    Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan.
    Sistematis; saling berkaitan.
    Metodis; ada cara utk memperoleh kebenaran.
    Komprehensif; menyeluruh
    Bebas & bertanggungjawab



    Cabang Utama                       Cabang Khusus
    Metafisika                                Filsafat Ketuhanan
    Epistemologi                            Filsafat Sejarah
    Aksiologi                                  Filsafat Ilmu
    Logika                                      Filsafat Politik &Ideologi
    Etika                                         Filsafat Hukum
    Estetika                                     Filsafat Bahasa
    Filsafat Manusia                       Filsafat Komunikasi

    Kedudukan Filsafat Dasar /  Pengantar
    Hubungan antara Filsafat dengan Ideologi

    Perbedaan antara Filsafat & Ideologi 
    Filsafat                               Ideologi
    1. Sist. Berpikir                 1.Sist. Kepercayaan
    2. Berawal dr ragu             2.Berawal dr yakin
    3. Landasan logika            3.Landasan mitos
    4. Tujuan: wisdom            4. Tujuan: kesejahteraan kelompok 
    5. Individual                      5. Kolektif 



    Manfaat Filsafat Bagi Mhs
    • Membiasakan diri utk bersikap kritis.
    • Membiasakan diri utk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi.
    • Mengembangkan semangat toleransi dlm perbedaan pandangan (pluralitas).
    • Mengajarkan cara berpikir yg cermat dan tdk kenal lelah.
    Manfaat Ideologi Bagi Mhs
    • Orientasi bernegara lebih jelas
    • Aspirasi politik
    • Memahami bentuk negara ideal
    • Memahami kepemimpinan ideal



  • Copyright © - Nisekoi - All Right Reserved

    Filsafat Ilmu Powered by Blogger - Designed by Achmad Rully Maulana